21 Oktober 2008

hijau


kembar


persembahan

waktu yang terus berputar
mengiringi kaki yang terus berjalan
membawa dan mengusung hati ketempat tertinggi
kebahagiaan yang terpancar tak-akan pernah padam seiring berputarnya waktu
setiap detik yang berputar
akan selalu ada cahaya kecil yang selalu menyinari jalanku......

kata hati




Hidup ini terasa sulit untuk dijalani
kita tidak pernah meminta untuk terlahir kedunia ini waktu yang terus berputar mengingatkan aku akan kerasnya kehidupan yang dipenuhi dengan segala macam tingkah laku manusia yang ada dibumi.
Aku bukan orang ang bermimpi
aku orang yang punya impian.
menjalani hidup yang sulit harus ditempuh untuk meraih kebahagiaan.
biarkan kata hatiku bicara.

16 Oktober 2008

"Bang Haji"


Jakarta, yang penuh dengan “sejuta polusi” dan setiap sudutnya berdiri tegak deretan “pencakar langit”. Hal ini semakin menegaskan keangkuhan republik ini. Setiap detiknya orang yang tinggal di kota ini tidak bisa bernafas lega. Karena udara yang mereka hirup setiap harinya penuh dengan “sejuta polusi”. Kegelisahan inilah yang membuat seorang laki-laki paruh baya mengabdikan dirinya kepada alam sebagai bentuk ibadahnya kepada sang pencipta jagad raya

Dialah Bang Haji Chaerudin yang lahir di Jakarta 13 April 1956. Secara konsisten selama 20 tahun ia berjibaku dengan alam. Perjuangan panjang dan penuh rintangan tidak memadamkan semangat bapak dua orang anak ini untuk terus berkarya “menciptakan” alam yang sejuk diantara pepohonan rindang di sepanjang pinggiran Kali Pesanggrahan.

Berkat kegigihan Bang Haji melestarikan hutan kali Pesanggrahan dengan konsep manajemen kearifan alamnya, ia memperoleh berbagai pengharagaan antara lain : pada tahun 2000 mendapatkan Kalpataru (sebagai penyelamat lingkungan), Penghargaan Internasional Dubai tahun 2002 untuk kategori “Best Practise”, Penyelamat air sektor masyarakat dalam rangka hari Air se-Dunia tahun 2003 dan masih banyak lagi penghargaan yang diraihnya.

“Bang Haji,” yang memberikan kita pemahaman tentang pentingnya menyikapi alam dengan kearifan dan ia berpesan kepada kita semua,
“alam ini bukan warisan, tetapi titipan anak cucu dan biarlah alam berdiplomasi dengan caranya sendiri”.




"destination"
























































15 Oktober 2008

14 Oktober 2008

dia


Wajah yang selalu terlukis dalam benakku
Bayangan yang menemani langkahku
Senyuman yang tergambar saat mata ini terpejam
Siapa dia sebenarnya?
Apa ini mimpiku yang akan menjadi kenyataan
Atau sebuah kenyataan yang menjadi mimpiku
Wajah yang selalu terlukis dalam benakku
Takkan pernah hilng sampai kapanpun!!
Hanya dia yang bisa menghapuskan lukisan dibenakku ini
Mungkin dengan air matanya atau dengan darahku sendiri
22092003
02:00

semu



Kesendirian ini hanya terasa dikala kita jenuh dan bosan menantikan sebuah kepastian
Kepastian yang kita nantikan kadang bisa membuat kita menangis dan tertawa
Tetapi itulah sebuah kehidupan!
Selalu menjanjikan kepastian
Apakah kepastian yang kita nantikan merupakan sebuah ketidak pastian?!
Atau malah
Kepastian yang kita nantikan memang sebuah kepastian yang muutlak
Yang bisa membuat kita menangis dan juga bisa membuat kita tertawa
Hidup ini seakan tak berarti tanpa sebuah kepastian yang berarti
Tuhan……berikan aku petunjuk bagaimana caranya
Agar aku bisa menemukan kepastian yang berarti
Yang akan membuat aku menangis atau tertawa
Aku bosan dan jenuh menantikan kepastian
Diriku seakan fatamorgana dipadang tandus dan gersang
Ketika aku menantikan kepastian
18092003
14:30

8 Oktober 2008

purnama



Ketika dia menampakkan dirinya
Seakan dia memberikan secercah sinar harapan
Yang selama ini dinantikan oleh sang malam
Sang malampun berlari menggapai sinar purnama
Sesosok awan hitam muncul menghalanginya
Sang malam mencoba mencari setitik sinar harapan yang hilang terhalang awan hitam
Yang selama ini di nantikan sang malam
Akankah sang malam mendapatkan secercah sinar harapan yang hilang terhalang awan hitam?
Yang selama ini di nantikan sang malam
Hanya purnama yang mampu menjawabnya.
09092003
10:30

kepastian


Perjalananku yang sendiri di kegelapan malam
Aku melihat raut wajah yang ceria seakan menantiku
Aku bertanya……
Apakah dia yang menemani perjalananku yang sendiri di kegelapan malam?
Kusapa raut wajah yang ceria seakan menantiku
Dia hanya tersenyum manis seakan memberikan isyarat kepadaku
Senyum manisnya selalu hadir dalam benakku
Entah isyarat apa yang aku terima
Akankah dia yang akan menemani perjalananku yang sendiri di kegelapan malam ini?
Aku butuh kepastian bukan isyarat
Berikan aku kepastian wahai wajah yang tersenyum manis………….
09092003
10:00